Jantho, Beaktual.com – Pasca lebaran Idul Adha atau yang dikenal dengan hari raya kurban, para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Aceh Besar kembali melakukan aktivitas dan menempati gedung atau toko yang ada di Komplek Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Besar, Gampong Gani, Kecamatan Ingin Jaya, Senin 3 Juli 2023
Walaupun tidak semua toko terbuka hari ini, namun ada beberapa toko yang terbuka dan sudah kembali ditempati oleh pelaku usaha atau perajin UMKM Aceh Besar.
Salah satu pelaku UMKM Aceh Besar dari toko Martisa Taylor mengatakan, biasanya pada hari pertama selepas lebaran tidak semua toko buka, hanya beberapa toko saja yang dibuka, mungkin yang belum membuka masih dalam status lebaran atau masih melakukan silaturahmi kerumah saudaranya, mengingat hari pertama dan kedua lebaran kemarin Aceh Besar dan sekitarnya diguyur hujan dan angin kencang.
“Hari ini hanya beberapa toko saja yang terbuka, mungkin yang lain masih dalam status lebaran,” ujarnya.
Martisa mengaku pada hari ini dirinya beserta para pelaku UMKM lainnya hanya singgah sebentar di toko, untuk menyelesaikan pesanan yang belum sempat diselesaikan sejak lebaran kemarin.
“Alhamdulillah hari ini kami kesini cuma sebentar saja, ingin menyelasaikan beberapa pesanan yang belum sempat diselesaikan saat lebaran kemarin,” tandasnya.
Sementara itu pelaku UMKM lainnya Ita Souvenir mengatakan bahwa dirinya hari ini sedang merapikan beberapa barang ditokonya supaya terlihat rapi dan elok dipandang mata.
“Hari ini belum mulai, hanya ingin merapikan saja, mungkin besok atau lusa baru kami mulai,” ungkapnya.
Ita mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar yang hari ini telah memberikan tempat kepada pelaku UMKM dan telah berkomitmen untuk memajukan produk UMKM dirinya beserta pelaku lainnya.
“Terimakasih kami ucapkan kepada Pemkab yang telah memberi kami tempat dan juga telah berkomitmen untuk memajukan usaha kami,” imbuhnya.
Tapi Ita juga berharap agar pegawai Pemkab juga harus sering-sering singgah dan melakukan pembelian ditoko mereka, karena jika harus menunggu tamu dari luar daerah untuk menjual produknya, maka produk usahanya dan produk pelaku UMKM lainnya tidak akan terjual hingga menimbulkan debu dan ekonomi para pelaku UMKM pun juga tidak akan berkembang.
“Kami berharap ada pegawai Pemkab yang berbelanja ditoko kami, agar barang kami laku, karena kasian juga seperti perajin kue, jika tidak ada yang terjual dalam jangka waktu sebulan atau dua bulan kuenya bisa kadaluarsa,” imbuhnya.
Menurutnya jika pakaian saja bisa berdebu tentunya kue juga akan menimbulkan jamur, oleh karena itu dirinya berharap agar Pemkab bisa mencari alternatif lain agar produk UMKM Aceh Besar ini laris setiap harinya.
“Kami berharap agar Pemkab bisa memberi alternatif lain agar produk yang ada ditoko hari ini bisa laris tiap harinya, karena tidak mungkin kami harus menunggu adanya even atau acara besar,” pintanya.
Dan tentunya hari ini semua dari pelaku UMKM yang menempati gedung Dekranasda Aceh Besar juga melakukan penjualan lewat Media Sosial atau online.
“Kami juga sudah melakukan penjualan secara online atau via Media Sosial, tapi yang terjual hanya sebagian kecil dan itupun dibeli oleh orang luar Aceh Besar, seharusnya masyarakat kita bisa menggunakan atau membeli produk daerah sendiri, ini malah orang lain yang ingin membeli produk daerah kita,” ungkap Ita.
Semoga Pemkab Aceh Besar dapat memberi solusi atau membantu mengkampayekan produk UMKM Aceh Besar kepada pegawai Aceh Besar secara khusus dan masyarakat Aceh Besar secara umum.
“Semoga produk UMKM Aceh Besar bisa disukai oleh pegawai Aceh Besar secara khusus dan masyarakat Aceh Besar secara umum, nyoe kana produk droe, keupeu lom tabloe produk gob (jika sudah ada produk sendiri, buat apa apalagi membeli produk orang lain),” pungkas Ita. []