Jantho, Beaktual.com – Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, kembali mengusulkan nama Muhammad Iswanto, sebagai calon Pj Bupati Aceh Besar periode 2023-2024, setelah sebelumnya juga diusulkan untuk posisi yang sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar melalui Rapat Banmus.
Pengusulan Iswanto itu tak lepas dari track prestasi dan kinerja selama menjadi Pj Bupati Aceh Besar tahun 2022-2023 saat ini. Iswanto sendiri berakhir masa baktinya di Aceh Besar tanggal 13 Juli tahun 2023, atau hanya tersisa 11 hari ke depan.
Dalam usulan DPRK Aceh Besar itu, disebut sebut terdapat empat nama yang diberikan kepada Pj Gubernur Aceh, yaitu Drs Sulaimi MSi (Sekda Ach Besar), Muhammad Iswanto SSTP MM (Pj Bupati Aceh Besar), Muhammad Redha Valevi SHI MH (Ketua Mahkamah Syariah Aceh Besar) dan A Hanan SP MM (Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh).
Namun dalam usulan Pj Gubernur Aceh ke Mendagri melalui surat nomor R.131/9054 tertanggal 20 Juni 2023, perihal, usulan nama Calon Penjabat Bupati/Walikota di Aceh, khusus untuk Calon Penjabat Bupati Aceh Besar, nama Drs Sulaimi MSi tak terlihat lagi. Karena dalam usulan nama Calon Pj Bupati Aceh Besar yang diusulkan adalah, A Hanan SP MM, Redha Valevi SHI MH dan Muhammad Iswanto.
Sebagai salah seorang calon yang diusulkan kembali, Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto saat ditanya oleh awak media, hanya berucap singkat, “Alhamdulillah, jika memang masih dipercaya dan diberi amanah, selaku abdi negara kita harus siap . Yang pasti, kita serahkan semua itu pada ketentuan dan ridha Allah,” kata Iswanto seraya menutup komentar saat berusaha ditanya lebih jauh.
Sebagai PJ Bupati Aceh Besar tahun 2022-2023, hari hari pertama setelah ia dilantik, Iswanto langsung bertempur dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak besar (lembu dan kerbu) di Aceh Besar, yang sebenarnya telah menyerang ternak Aceh Besar sejak Mei 2022. Wabah PMK itu menyerang 12 ribu ternak di Aceh Besar dan menjadi yang terparah di Aceh.
Namun waktu jua yang membuktikan, jika Aceh Besar pula yang pertama keluar dari tragedi penyakit mematikan itu, tepatnya daerah yang pertama dinyatakan nol kasus PMK di Aceh. Buah dari perjuangan tak kenal lelah dengan bersafari dari kandang ke kandang, pasar hewan hingga areal gembala sekalipun.
Usai horor PMK tuntas, Iswanto fokus pada sektor pertanian di Aceh Besar, dengan menghadirkan beberapa paket bantuan Kementan RI, berupa pupuk subsidi langsung yang difasilitasi oleh beberapa anggota DPR RI asal Aceh, serta juga melalui loby langsung ke Kementan RI. Dari lobi itu juga hadir tambahan kuota pupuk subsidi untuk petani Aceh Besar sebanyak 6000 ton.
Kemitraan kuat itu membuat Muhammad Iswanto didapuk menjadi satu satunya kepala daerah di Aceh sebagai anggota Keluarga Besar Kementan RI, dan Mentan Syahrul Yasin Limpo yang langsung menyematkan PIN Keluarga Besar tersebut di Gedung Kementan di Jakarta.
Usai fokus pada sektor Pertanian, Muhammad Iswanto menyadari tentang timpangnya kuota solar bersubsidi untuk nelayan tradisional di Aceh Besar. Salah satu kawasan prioritas adalah nelayan Pulo Aceh. Bermitra dengan Hiswana Migas Aceh dan Pertamina Aceh, kuota tambahan itu berhasil direalisasikan. Satu hal yang disambut dengan penuh rasa syukur oleh nelayan Pulo Aceh yang selama ini nyaris dianggap mimpi.
Di tengah kondisi negeri yang baru bangkit, serta intaian inflasi yang menghimpit dalam beberapa bulan terakhir, Iswanto merealisasikan kemitraan antara Pemkab Aceh Besar dengan Pemerintah Aceh dan Bulog Aceh untuk menghelat pasar murah di seantero Aceh Besar. Keberadaan pasar murah itu untuk mendorong daya beli masyarakat, terutama dalam menghadapi lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, saat saat harga kebutuhan meroket.
Selain itu, untuk menyahuti jeritan kaum akar rumput di Aceh Besar terkait dengan harga gas subsidi 3 kilogram yang jauh di atas harga eceran tertinggi (HET), Iswanto kembali menggandeng Hiswana Migas Aceh untuk melakukan Operasi Pasar atau Pasar Murah Gas 3 kg di Aceh Besar. Sebuah kebijakan yang benar benar ditunggu belasan ribu rakyat Aceh Rayeuk.
Karena melalui Operasi Pasar itu, gas 3 kg bsa dibeli sesua harga label, yaitu Rp 18.000 per tabung. Sementara selama ini rakyat tercekik, karena harga di tingkat eceran sampai rk 30.000 atau bahkan ada yang Rp 50.000 per tabung. Dan seperti menjadi hal biasa, dan Iswanto menganggap itu adalah hal tak biasa dan perlu diluruskan.
Keberadaan pasar murah sembako dan gas subsidi tersebut benar benar ditunggu dan dielu elukan masyarakat, karena mereka sangat terbantu, di tengah kondisi roda ekonomi yang nyaris stagnan. Tak salah jika mereka berharap agar pasar murah sembako dan gas itu terus dilanjutkan oleh Pj Bupati Aceh Besar ke depan. Dan mereka berharap agar sosok Pj Bupati Aceh Besar ke depan benar benar figur pro rakyat dan mampu membaca suasana hati rakyat. Ini adalah suara dari rakyat akar rumput yang jauh dari hiruk pikuk aroma politik. []