Pj Ketua TP-PKK Aceh Besar Launching RGG di Neuheun

oleh -935 Dilihat
Pj Ketua TP-PKK Aceh Besar Cut Rezky Handayani SIP, MM lakukan pemotongan pita saat launching Rumah Gizi Gampong (RGG), di Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Senin 26 Juni 2023 FOTO/ DOK TP PKK ACEH BESAR

Jantho, Beaktual.com – Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Aceh Besar, Cut Rezky Handayani S.IP. MM melakukan launching (peluncuran) Rumah Gizi Gampong (RGG), di Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Senin 26 Juni 2023

Launching RGG itu juga diwarnai dengan pemotongan pita oleh Pj Ketua TP-PKK Aceh Besar disaksikan langsung oleh Ketua TP-PKK Kecamatan Mesjid Raya dan Ketua TP-PKK Gampong Neuhen.

Selain itu juga diwarnai dengan lomba cipta menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) dan pemberian Pola Asuh Anak Remaja Era Digital (PAAREDI) kepada anak-anak di Gampong Neuheun.

Cut Rezky dalam sambutannya mengatakan, hadirnya RGG merupakan salah satu langkah yang di bentuk oleh PKK Aceh Besar bekerja sama dengan berbagai mitra kerja, untuk menurunkan prevalensi angka stunting di Aceh Besar. Yaitu, dengan memberdayakan masyarakat gampong melalui model intervensi pencegahan dan penanganan stunting secara terintegrasi di level gampong.

Tujuan utama dari Rumoh Gizi Gampong (RGG), kata Cut Rezky, adalah untuk mengupayakan kemandirian gampong dalam melakukan pencegahan dan penanganan stunting dari tingkat paling dasar. 

“Pencegahan dan penanganan stunting harus melibatkan semua orang, dengan adanya kolaborasi dan peran semua pihak sampai elemen terkecil sekalipun, pencegahan dan penanganan bisa dilakukan secara mandiri. Dan itu bisa didanai melalui dana desa yang sudah diatur dalam Permen Kemendes,” ujarnya.

Selain itu, Cut Rezky menuturkan, kehadiran RGG bukan hanya untuk mengintervensi gizi bagi bayi, balita dan ibu hamil saja, namun juga memiliki tugas untuk mengedukasi secara menyeluruh pada masyarakat untuk mengubah pola konsumsi yang tidak baik selama ini. “RGG juga punya tugas untuk mengubah perilaku masyarakat, yang mana makan hanya mengutamakan kenyang dan cenderung tidak peduli dengan kandungan gizinya,” katanya.

Cut Rezky menambahkan, dengan hadirnya RGG di Gampong Neuhen, diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Sehingga dapat mewujudkan generasi yang unggul dengan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan.

Istilah Pangan B2SA menurut Cut Rezky  mulai dicanangkan karena kebutuhan gizi tiap individu berbeda-beda dan tidak dapat disamaratakan. Pangan beragam artinya terdapat bermacam-macam jenis makanan,baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

“Makanan yang dikonsumsi harus beragam jenisnya karena tiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda sehingga kebutuhan gizi kita dapat terpenuhi,” ungkapnya.

Sedangkan Bergizi menurutnya mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan seimbang. Artinya dikonsumsi secara cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan isi piring, serta Aman artinya harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga proses pengolahan dan penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik. 

“Jadi untuk lomba B2SA ini kita akan menerapkan pola yang memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan. Disamping itu pola B2SA dianggap sebagai cara yang efektif dalam mencegah pemborosan pengeluaran biaya rumah tangga sehari-hari,” jelasnya.

Sedangkan untuk PAAREDI sendiri menurutnya adalah meningkatkan peran keluarga (orang tua) dalam membentuk dan membangun karakter setiap anggota keluarga dengan penerapan pola asuh yang tepat, dengan tujuan mendorong terwujudnya karakter keluarga yang berakhlaq mulia dan bermoral berdasarkan falsafah.

Pembinaaan pola asuh anak dan remaja di era digital ini merupakan program prioritas dari Pokja 1 TP PKK Pusat sesuai hasil rakernas PKK satu kali tahun 2021 yang harus dipedomani dan diimplementasikan di masing-masing wilayah.

“Hadirnya teknologi memudahkan dalam menjalankan setiap aktivitas, namun ada sisi positif dan negatif dalam penggunaannya, jadi disini perlu peran orang tua agar anak kita tidak menggunakan teknologi secara negatif,” pungkas Cut Rezky.

Selain Cut Rezky, kegiatan PAAREDI juga diisi oleh Ustad kondang dari Aceh Besar Ustad Tgk. H. Masrul Aidi, Lc dan diikuti juga oleh putra dan putri Gampong Neuheun dan sekitarnya. []

No More Posts Available.

No more pages to load.